GASI Desak Bea Cukai Jatim I Bongkar Jaringan Pabrik Rokok Ilegal di Madura
Surabaya - Gerakan Aktivis Sosial Indonesia (GASI) mendesak Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Timur I untuk menindak tegas pabrik rokok ilegal yang marak di Pulau Madura. Tuntutan ini disampaikan dalam audiensi di Kantor Bea Cukai Jatim I, Jalan Raya Bandara Juanda, Sidoarjo.
Menurut GASI, peredaran rokok ilegal di Madura sudah menjadi rahasia umum. Di kios-kios eceran Sumenep, Sampang, Bangkalan, dan terutama Pamekasan, beredar merek seperti Cahaya Pro, Geboy, SR, Graha, dan lainnya. Produk ini dijual bebas dengan harga murah, memiliki jaringan distribusi rapi, dan seolah kebal razia.
Kepala Seksi Intelijen Kanwil Bea Cukai Jatim I, Wideas, yang baru dua bulan menjabat, membenarkan temuan tersebut ( 15-08-25 )
“Cahaya Pro warna putih itu ilegal. Pita cukai yang dipakai jenis SKT, tapi ditempel pada produk lain,” ujarnya, sambil berjanji mengirim tim untuk memeriksa langsung ke Madura.
Namun, Ketua GASI Ahmad R merespons dingin. Kami tunggu buktinya. Kerugian negara akibat rokok ilegal nyata dan besar. Jangan hanya gempur di awal lalu menghilang,” tegasnya.
Irawan, perwakilan GASI Pamekasan, mengaku sudah memetakan lokasi pabrik rokok ilegal tersebut. “Tinggal datang, bongkar, tangkap,” ujarnya.
GASI juga menuding bisnis ini mendapat perlindungan oknum aparat berseragam. Razia ada, tapi hanya formalitas. Yang ditangkap sopir atau kuli angkut, bukan pemiliknya,” kata Ahmad.
Menurut GASI, rokok ilegal di Madura sudah membentuk ekosistem terorganisir: pabrik tersembunyi, pita cukai palsu, distribusi terkoordinasi, dan dugaan perlindungan aparat. Selama aliran uang dan kekuasaan terus berjalan, mafia rokok ilegal akan bertahan.
H. Suja’i Tansil, Ketua L-KPK Mawil Madura yang tergabung di GASI, menantang Bea Cukai untuk berani menyasar pelaku besar.
“Jangan tebang pilih. Apakah Bea Cukai Jatim punya nyali bongkar bos-bos rokok besar di Pamekasan?”
Kini publik menanti, apakah janji Bea Cukai Jatim I akan menjadi langkah awal pembongkaran besar-besaran, atau hanya babak baru dari drama lama yang berulang ( Red )
